Jembatan Dedap Desa Mekar Delima Kecamatan Tasik Putri Puyu Menuai Sorotan Diminta Perhatian Khusus Pemerintah Kepulauan Meranti.

MERANTI, DELIKNEWS24.COM - Permasalahan pembangunan imprastruktur baik itu jalan maupun normalisasi tali air terutama masalah jembatan di Desa - desa , hingga saat ini masih terus menjadi persoalan yang belum tuntas oleh setiap pemimpin termasuk daerah Kabupaten Kepulauan Meranti propinsi Riau.

Seperti yang kini terjadi masalah baru kali ini giliran Desa Mekar Delima, tetkait masalah Jembatan Dedap yang sehari-harinya dijadikan sebagi akses penghubung antara beberapa desa oleh masyarakat, tepatnya di Desa Mekar Delima Kecamatan Tasik Putri Puyu Kabupaten Kepulauan Meranti

Berbagai tanggapan dan ocehan warga Desa yang lewat serta tinggal di seputaran jembatan dedap tersebut , dimana jembatan itu merupakan salah satu sumber prekonomian masyarakat di beberapa Desa di Kecamatan Tasik Putri Puyu ini, kini tapak seakan tak bisa dilewati akibat rusak hingga membuat masyarakat kecewa terhadap pemimpinya.  

Jembatan Dedap ini adalah sarana akses , yang satu-satunya, sebagai penunjang prekonomian masyarakat di beberapa Desa selain itu, ia juga berpungsi sebagai penghububung antara beberapa Desa dengan Kecamatan . 

Bahwa jembatan dedap itu terbuat dari kayu memang sudah turun menurun, dibangun sejak dizaman Kabupaten Bengkalis hingga sekarang, kini Kabupaten Meranti sudah mekar pada tahu 2009 lalu, sudah masuk 15 tahun usianya namun pembangunan didesa-desa masih tetap biasa-biasa saja, hal ini memang sangat berseberangan dengan janji yang di ucapkan oleh para tokoh pejuang Meranti ketika mau dimekarkan sebelumnya.

Inilah buktinya miski sudah sekian lama Meranti jadi Kabupaten namun jembatan ini tidak pernah tersetuh oleh pembangunan di Meranti. 

Jebatan yang panjang kurang lebih 50 meter dengan lebar 7 meter itu sampai sekarang masih tetap seperti itu saja.

Kalau ada yang rusak lantai nya Desa dan masyarakat lah yang selalu menggantinya.

Sementara saat ini jembatan yang menjadi ke banggaan masyarakat disitu kini seakan tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat karena rusak.

Salah satu tokoh masyarakat yang tinggal di seputaran jembatan itu, yang namanya tidak bersedia dipublikasi melalui berita ini kepada wartawan, Selasa 18/6/2024 ia menyebutkan memang kami sebagai masyarakat di Desa tidak banyak berharap kepada pemerintah Meranti, oleh karena kami jauh sekali jangkauan dari ibu kota, maka segala pembangunan kami seakan dianak tirikan ,apa lagi masalah jembatan Dedap ini , paparnya dengan nada sedih.

Dikstakanya juga bahwa sebenarnya jembatan itu merupakan uratnadi di Kecamatan ini, selain menjadi akses penghubung beberapa desa juga ia berpungsi untuk prekonomian kami di Kecamatan Tadik Putri Puyu ini, karena sudah sekian lamanya mengalami kerusak an dan sudah berulang kali juga kami laporkan kepada pemimpin di Desa mengenai kondisi jembatan ini agar dapat diperhatikan, namun belum ada tanda-tanda untuk diperbaiki, sementara kita kuatir terhadap anak-anak sekolah yang sering melintas disitu takut ambruk dan jatuh ke sungai terangnya. 

Kepala Desa Mekar Delima Kecamatan Tasik Putri Puyu Sufyanto saat ditemui di desanya pada hari yang sama, ianya membenarkan memang jembatan yang satu-sayunya menjadi kebanggaan masyarakat di kecamatan ini kini dalam kondisi rusak parah, kata Sufyanto. 

Sementara banyak Masyarakat menuding dirinya tidak mautau soal jembatan itu sebenarnya.

 "saya perihatin melihat kondisi jembatan itu ya saya juga tau kalau jembatan itu merupkan akses prekonomian masyarakat di Desa Mekar Delima ini , namun kita mau bagai mana lagi sudah kita usul betulang kali ke pemerintah Kabupaten dalam hal ini pihak Dinas Perhubungan dan pihak dinas terkait lainya bahkan mereka sudah ada turun lansung ke lokasi " jelas Sufyanto.

"Saya juga risau mengenai kondisi jembatan ini ,kalalu lah boleh kita bangun dengan menggunakan dana Desa sudah pasti kita bangun ,dan saya pernah mendatangi dinas inspiktorat bekoordinasi bagai mana kalau bisa kami bangun jembatan dengan anggaran dana Desa, namun itu tidak dibolehkan takut menjadi temuan nanti, tutup Sufyanto. 

Laporan : Zaini. M